Selasa, 01 Oktober 2013

cerpen


Perempuan tua dan kayu bakar

            Pada suatu hari terlihat perempuan tua iti berjalan lewat di depan rumah ana. Kulihat ia menbawa golok dan selendang di pundaknya. Nampaknya ia akan memulai pekerjaan yang setiap hari ia lakukan, perkerjaan yang memberi penghidupan untuknya, ia rela melakukan pekerjaan itu setiap hari untuk memperoleh sesuap nasi.
            Kuperhatikan ia berjalan ke kebun sekat rumah pak Amir, nampaknya ia ingin mencari sesuatu di kebun sekat rumah pak amir. Perempuan tua itu sedang berbincang-bincang dengan pemilik kebun itu. Ia meminta izin untuk mengambil kayu bakar  di kebun itu.
            Perempuan tua itu mulai mengumpulkan kayu bakar, namun ia nampaknya sudah mulai kelelahan. Mungkin karena umur dari perempuan tua itu sudah siats 60 tahun. Peempuan tua itu istirahat sebentar dengan duduk di dekat pohon pisang sambil berteduh.  Ia memkirkan suaminya yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya.
            Perempuan tua itu mempunyai satu anak perempuan tetapi anak perempuan satu-satunya tak tahu pergi kemana. Ia tinggal sendiri dan kini ia menghidupi dirinya sendiri, sambil berharap anak perempuannya pulang san mengurusnya.
            Kayu bakar sudah mulai terkumpul semua. Ia mulai bergegas pulang, tetapi sampai si jalan perempuan tua itu mulai merasa kesakitan. Karena kondisi yang tidak kuat, kaki dan dada perempuan itu sakit, ia merasakan sakit yang dasyat. Namun perempuan itu nekat berjalan pulang, tetapi belum sampai dirumah ia terjatuh.
            Para warga menghampiri perempuan tua itu, tetapi perempuan tua itu sudah di panggil oleh yang maha kuasa Inalilahiwainaillaihirijiuun. Para warga membawa pulang perempuan tua itu dan persiapan untuk memakamkannya. Terlihat ada seoran perempuan datang membawa anak kecil, ternyata itu anik anak dari perempuan tua itu. Tapi terlambat sudah sekarang orang tuanya sudah tiada, tinggal tangis yang keluar dari mulutnya, dan air yang menetes dari matanya.

By ; Redha Adi Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar